Atividade

SariAgri – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Wilayah Kerja Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu Region Sabu Raijua melakukan penanganan dugong terdampar di pantai Langa Ae, Desa Keliha, Kecamatan Sabu Timur.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Berita Perikanan Haeru Rahayu menjelaskan sesuai hasil identifikasi tim di lapangan, mamalia laut yang terdampar merupakan jenis dugong anakan.

“Dugong yang ditemukan diperkirakan masih anakan karena ukurannya cukup kecil. Panjangnya 120 cm, lebar 65 cm, lingkar perut 83 cm dan panjang ekor 35 cm. Kondisinya kode 3, artinya bangkai sudah mulai busuk. Bisa dilihat dari tubuh yang membengkak, mengeluarkan cairan dan bau yang menyengat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi mengungkapkan guna menghindari penyalahgunaan biota dan penyebaran penyakit pihaknya bersama masyarakat setempat segera menguburkan bangkai dugong.

“Tim BKKPN Kupang yang ada di lapangan langsung melakukan penanganan dugong yang terdampar bersama dengan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Mata Joro dan Mata Mara serta masyarakat sekitar,” terang Imam di Kupang.

Imam menambahkan pada proses penguburan digunakan media terpal untuk mempermudah pengangkatan rangka yang dapat digunakan sebagai media edukasi nantinya.

"Sebelum dilakukan penguburan, terlebih dahulu diadakan ritual adat yang dipimpin oleh Bapak Petrus Mangngi Hedi (Pe Mangngi).
Isu Perikanan Terbaru Ritual adat dimaksudkan untuk mendoakan arwahnya agar kembali ke laut," pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis Tumbuhan dan Satwa dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut, maka Dugong menjadi salah satu biota laut yang langka dan dilindungi oleh negara.

Video Terakit: